Archive for August, 2007

BATAK yang paten…!

Seperti halnya Java, yang sudah dipatenkan menjadi merk oleh Sun Microsystem, kini ternyata BATAK juga sudah dibikin merk dan dipatenkan.

Adalah produsen alat olahraga/gym/coaching/trainer mencantumkan BATAK menjadi merk produk mereka. Lihat di batak.com .

Ternyata mereka mengambil kata BATAK dari gabungan kata BAT dan ATTACK.

Jadi kalo suatu saat nanti kita melihat iklan BATAK di Old Trafford atau sirkuit F1 atau lapangan tennis Wimbledon, jangan geer dulu. Itu gak ada hubungannya dengan kesukuan kita.

Huh…!

batak lite

 

Haruskah seorang Bupati mengurus keperawanan seseorang?

Inilah lakon cerita seorang Bupati bagudung, yang sedang kebingungan melihat bahwa murid-murid di lingkungan kotanya perilakunya sudah begitu dalam menyimpang dari norma-norma.

Kenapa perilaku ini dikategorikan bagudung, karena caranya untuk mencegah degradasi perilaku malah menimbulkan ketidakmoralan. Bahwa dalam menegakkan norma yang kita inginkan, sering sekali kita terjebak dan malah jatuh atau keluar dari norma yang seharusnya. Masalah keperawanan seseorang adalah domain privat, yang tak seorangpun, bahkan seorang bupati, atau ulama paling saleh pun, berhak untuk mengetahuinya (dan di tes pulak!).

Bahwa dalam perjalanan kemasyarakatan, timbul penyimpangan nilai dari yang kita anut, adalah kewajiban pemerintah untuk mengingatkan, tetapi juga adalah kewajiban kita untuk mengetahui batasan-batasan mana daerah/domain privat dan mana domain publik.

sumber : http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=37015&ik=5

El Gato! El Gato!

bagudung

Lokasi perumahan tempat ku tinggal bisa disebut ‘mewah’. Artinya ‘mepet-sawah’.

Di belakang rumah berbatasan dengan pagar langsung terpapar hamparan sawah. Kalau sedang musim tanam padi, maka hamparam tersebut bagaikan ladang ‘gambo’ (lumpur). Kita bisa menyaksikan para pekerja sawah bermain-lumpur.

Kalau musim panen, hamparan tadi berubah menjadi kuning. Para pekerja sawah sibuk memasang tali yang diganduli dengan berbagai aksesories mulai dari umbul-umbul hingga kaleng-kaleng bekas susu yang diisi dengan batu, yang apabila ditarik akan mengelurkan bunyi.

Ternyata itu adalah kiat mereka untuk mengusir ‘silopak’ yang datang menyerbu untuk turut menikmati hasil panen sang petani. Pada siang hari, belakang rumah akan riuh dengan bunyi-bunyian dan hardikan petani untuk mengusir burung-burung itu.

Selain para silopak, ada juga mahluk lain yang turut berpartisipasi.

Itulah para bagudung!.

Para bagudung (tikus sawah) ini beraktifitas bukan hanya siang hari. Setiap saat mereka berkeliaran di sawah sambil menggerogoti batang-batang padi. Selain itu, konsekuensinya juga turut serta ber-invasi ke lokasi rumah. Adalah hal yang jamak saat kita berkeliling di sekitar kompleks, kita bertemu dengan bagudung-bagudung tersebut.

Para bagudung, selain membuat suasana rumah terdegradasi, juga bikin kesal karena mereka suka mengobrak-abrik tong sampah. Sampah-sampah yang sudah kita susun didalam tong, akan mereka aduk-aduk hingga bertebaran kemana-mana. Selain itu, mereka suka masuk ke dalam rumah dan bermukim di atas plafon rumah. Kalo sudah begini, maka pada malam hari mereka akan berpestapora berkeliaran kesana kemari yang akan menimbulkan suara-suara ribut di tengah malam saat kita ingin beristirahat.

Betul-betul Bagudung!

huting.baoa akan menguber dan mengusir para bagudung sambil berteriak lantang : El Gato! El Gato!